Makalah Ekonomi 2 Sektor tanpa Kebijakan Pemerintah dalam Ekonomi Islam



EKONOMI TERTUTUP TANPA KEBIJAKAN PEMERINTAH ATAU EKONOMI 2 SEKTOR DALAM PANDANGAN EKONOMI KONVENSIONAL DAN EKONOMI ISLAM

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Makro
Yang dibimbing oleh :
Dr. Abdul Wadud Lc. MEI



 












Disusun Oleh :
Kelompok 4

Ø  RABIAH AL ADAWIYAH I                (083143184)
Ø  SITI CHOIRIYAH                                 (083143168)
Ø  CHUSNI FUADI                                     (083143169)


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) JEMBER
September 2015 / 2016









KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim
Dengan nama Allah Azza Wa Jalla yang Maha Pemurah lagi maha Penyayang, yang telah mengutus Nabi Muhammad SAW. untuk menyampaikan agama yang hak, memberi  petunjuk kepada seluruh umat manusia ke jalan kebaikan, untuk kehidupan di dunia dan di akhirat.
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT Tuhan alam semesta yang maha Esa. Karena upaya penyelesaian penulisan makalah Makro Ekonomi "Ekonomi tertutup tanpa kebijakan pemerintah atau ekonomi 2 sektor dalam pandangan konvensional dan Ekonomi Islam”. Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak dosen mata kuliah Makro Ekonomi yangtelah membimbing untuk menyusun makalah ini.
Dalam makalah ini, membahas tentang subab “perekonomian 2 sektor”, definisinya, ruang lingkup didalamnya, hubungan antar cakupan didalamnya, serta bagaimana perbandingannya antara Ekonomi Konvensional dan Ekonomi Islam. Setelah berhasil melakukan kegiatan mengoleksi dan menyeleksi informasi dari beberapa referensi yang kami dapat.
Penyusun berharap pembaca makalah ini dapat sedikit menambah wawasan pembaca tentang kajian mata kuliah Makro Ekonomi. Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karna itu, penyusun berharap kepada para pembaca, dapat memberikan kritik dan saran atau masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.Demikian, semoga makalah ini benar benar memberikan manfaat untuk kita semua.Aamiin.



Penyusun
September 2015





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………….i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….............. ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………….. 4
1.      Latar Belakang Masalah………………………………………………………………………4
2.      Rumusan Masalah……………………………………………………………………..............5
3.      Tujuan Masalah……………………………………………………………………… .…….. 5
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………………3
1.      Pengertian Perekonomian 2 sektor……………………………………………………6
2.      Hubungan antara Tabungan dan Investasi……………………………………………7
3.      Hubungan antara Investasi dan Tingkat Bunga…………………………………… . 11
4.      Fungsi Konsumsi dan Tabungan dengan Pendekatan Ekonomi Konvensional……. 12
5.      Fungsi Konsumsi dan Tabungan dengan Pendekatan Ekonomi Islam……………. .13
6.      Fungsi Investasi dengan Pendekatan Ekonomi Konvensional……………………. .14
7.      Fungsi Investasi dengan Pendekatan Ekonomi Islam………………………………16
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN………………………………………………………………………… .. . 19
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………20






PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

Perekonomian negara terbagi menjadi 2 bagian, perekonomian terbuka dan perekonomian tertutup.Perekonomian terbuka dilakukan oleh rumah tangga dan perusahaan.Sector rumah tangga mempunyai factor produksi (seprti tanah, modal, tenaga kerja, kewirausahaan) yang dilakukan oleh sector perusahaan untuk menghasilkan barang jasa.Lalu sector perusahaan memberikan imbalan berupa sewa, upah, bunga, dan keuntungan kepada sector rumah tangga yang kemudian digunakan untuk mencukupi konsumsi dan tabungan mereka.
Dalam analisis perekonomian 2 sektor tidak ada transaksi didalamnya dengan pemerintah dan Negara lain. Karena itu, perkonomian yang kami uraikan dalam makalah ini hanya terdiri dari pengeluaran konsumsi rumah tangga (C) dan investasi (I).
Dalam islam, untuk kegiatan perekonomiandiatur juga didalamnya aturan hukum yang dapat dijadikan sebagai pedoman, baik yang terdapat di dalam Al Qur’an maupun Sunnah Rasulullah saw. Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW adalah merupakan sumber tuntunan hidup bagi kaum muslimin yang membimbing kita menapakai dunia ini menuju kehidupan kekal di akhirat nanti dangan jalan yang benar.Didalamnya sudah memuat pedoman-pedoman, aturan-aturan hokum bagi perkembangan kegiatan perekonomian untuk saat ini, esok dan seterusnya.

 1.2 Rumusan masalah
Dari latar belakang di atas, dapat kita ambil rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
1.      ApakahPengertian Perekonomian 2 sektor itu?
2.      Bagaimana hubungan antara Tabungan dan Investasi?
3.      Bagaimana hubungan antara Investasi dan Tingkat Bunga?
4.      Bagaimana Fungsi Konsumsi dan Tabungan dengan Pendekatan Ekonomi Konvensional itu?
5.      Bagaimana Fungsi Konsumsi dan Tabungan dengan Pendekatan Ekonomi Islam?
6.      Bagaimana Fungsi Investasi dengan Pendekatan Ekonomi Konvensional?
7.      Bagaimana Fungsi Investasi dengan Pendekatan Ekonomi Islam?

1.3 Tujuan Masalah
Adapun tujuan pembuatan makalah adalah :
1.      Menjelaskan tentang Pengertian Perekonomian 2 sektor
2.      Menjelaskan Bagaimana hubungan antara Tabungan dan Investasi
3.      Menjelaskan hubungan antara Investasi dan Tingkat Bunga
4.      Menguraikan Fungsi Konsumsi dan Tabungan dengan Pendekatan Ekonomi Konvensional
5.      Menguraikan Fungsi Konsumsi dan Tabungan dengan Pendekatan Ekonomi Islam
6.      Menjelaskan Fungsi Investasi dengan Pendekatan Ekonomi Konvensional
7.      Menjelaskan Fungsi Investasi dengan Pendekatan Ekonomi Islam?







PEMBAHASAN
A.    Pengertian Perekonomian 2 Sektor
Perekonomian 2 sektor adalah perekonomian yang hanya terdiri dari sector rumah tangga dan sektor perusahaan.[1]Sedangkan perekonomian tertutup adalah perekonomian tanpa melibatkan kegiatan pemerintah (baik yang pemungutan pajak,pemberian transfer maupun pengeluaran konsumsi pemerintah) dan tidak ada perdagangan dengan negara lain didalamnya. Perekonomian tertutup tidak mengenal hubungan dengan dunia luar, misalnya dala mbentuk ekspor dan impor atau investasi luar negri.Perekonomian tertutup disebut juga dengan perekonomian sederhana. Pada bagian perekenomian 2 sektor ini terdiri dari pengeluaran yang dilakukan rumah tangga konsumen yang biasanya disebut dengan consumption (C) dan pengeluaran yang dilakukan rumah tangga produsen (firm) yang disebut dengan investment (I).[2]keseimbangan perekonomian sederhana ditulis dengan notasi berikut :
Y = C + I……………………………………………………………………………(3.1)
Persamaan ini mencerminkan kondisi antara output yang diproduksi (Y) sama dengan output yang dijual (C + I). Penggunaan tanda = (identitas) dan bukan = (persamaan). Karena identitas adalah pernyataan yang selalu benar, karena secara langsungdimasukkan oleh definisi dari variable atau hubungan perhitungan (Dornbusch) dan (Fisher, 1990).
Jika sebagian pendapatan digunakan untuk konsumsi dan sebagian pendapatan untuk menabung (saving atau diberi notasi), maka dapat dituliskan bentuk identitas berikut :
Y = C + S …………………………………………………………………………..(3.2)
Sehingga identitas (3.1) dan (3.2) dapat digabungkan menjadi :
C + I = C + S………………………………………………………………………..(3.3)



Identitas (3.3) mencerminkan komponen penerimaan (C + S) sama dengan komponen pengeluaran (C + i). identitas untuk melihat hubungan antara tabungan dan investasi. Dengan mengurangkan konsumsi dari setiap sisi dari persamaan (3.3) sehingga diperoleh :
I = Y – C = S……………………………………………………………………………(3.4)
Persamaan (3.4) menunjukkan bahwa dalam perekonomian sederhana tabungan identik dengan pendapatan dikurangi konsumsi.
Sektor perusahaan menggunakan factor-faktor produksi yang dimiliki rumah tangga.Factor-faktor produksi tersebut memperoleh pendapatan berupa gaji, dan upah, sewa, bunga dan untung. Sebagian besar pendapatan yang diterima rumah tangga akan digunakan untuk konsumsi, yaitu membeli barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh sektor perusahaan. Kemudian, sisa pendapatan rumah tangga yang tidak digunakan untuk konsumsi akan ditabung dalam institusi-institusi keuangan. Pengusaha yang ingin melakukan investasi akan meminjam tabungan rumah tangga yang dikumpulkan oleh institusi-institusi keuangan.

B.     Hubungan antara Tabungan dan Investasi
1.      Tabungan
Penerimaan sector rumah tangga dapat digunakan membiayai pengeluaran konsumsi mereka dan apabila ada sisa maka bisa digunakan untuk ditabung.Sehingga dapat dikatakan tabungan adalah bagian dari pendapatan yang tidak digunakan untuk konsumsi. Secara sistematis dapat dituliskan :

Y = C+S  atau S = Y – C
Jika persamaan tersebut kita hubungkan dengan fungsi konsumsi akan diperoleh :
Y = Co + bYd +  S
S = Y – Co – bYd



Untuk perekonomian 2 sektor Y = Yd, sehingga didapat fungsi tabungan sebagai berikut :
S = Y - Co – bY
S = -Co + (1-b) Y

Keterangan :
Y adalah pendapatan nasional
S adalah tabungan
So adalah tabungan otonom atau tabungan pada saat pendapatan sama dengan no
1-b atau 1- MPC adalah marginal propensity to save (MPS)
Fungsi tabungan menunjukkan hubungan antara tingkat tabungan dan tingkat pendapatan. Besarnya bagian dari tambahan pendapatan yang akan digunakan untuk tambahan tabungan ditunjukkan oleh besarnya MPS secara umum ditentukan oleh besarnya MPC karena rumah tangga menentukan tambahan konsumsi dahulu sebelum menentukan tambahan tabungan. Menurut Keynes, yang mempengaruhi besarnya tabungan adalah tingkat pendapatan, disamping juga tingkat bunga. Dalam keseimbangan, besarnya tabungan harus sama dengan investasi, dan ini menunjukkan bahwa besarnya tingkat investasi sebenarnya adalah bergantung juga pada tingkat pendapatan, dalam arti semakin besar pendapatan, maka relative semakin besar juga tingkat investasi atau sebaliknya.
Tabungan dapat bersifat produktif dan tidak produktif.Tabungan produktif adalah tabungan yang dapat menghasilkan. Misalnya tabungan di bank yang jika menabung akan mendapat bungan dan dana tersebut dapat digunakan oleh sektor perusahaan untuk investasi. Contoh tabungan tidak produktif (hoarding) adalah menabung di rumah.

Penentu-penentu konsumsi dan tabungan
Keynes berpendapat bahwa tingkat konsumsi dan tabungan terutama ditentukan oleh tingkat pendapatan rumah tangga. Berikut juga merupakan beberapa factor lain yang mempengaruhi tingkat konsumsi dan tabungan rumah tangga.
a.       Kekayaan telah terkumpul
Orang yang mendapat harta warisan, maka seseorang itu berhasil memiliki kekayaan yang mencukupi. Maka ia sudah tidak terdorong lagi untuk menabung lebih banyak, justru lebih banyak ia gunakan untuk konsumsi masa sekarang. Sebaliknya, untuk orang yang tidak memperoleh warisan atau kekayaan, mereka akan lebih bertekad menabung untuk memperoleh kekayaan yang lebih banyak di masa yang akan datang.
b.      Suku bunga
Rumah tangga akan membuat lebih banyak tabungan jika suku bunga tinggi. Apabila suku bungan rendah, orang tidak begitu suka membuat tabungan karena mereka merasa lebih baik melakukan pengeluaran konsumsi dari menabung.Demikian, tingkat bunga yang rendah cenderung membuat masyarakat menambah pengeluaran konsumsinya.
c.       Sikap berhemat
Keberagaman sikap masyarakat dalam menabung dan berbelanja.Ada masyarakat yang tidak suka berbelanja berlebih-lebihan daan lebih mementingkan tabungan.Masyarakat seperti itu APC dan MPC nya lebih rendah.Sebaliknya, masyarakat yang cenderung mengkonsumsi tinggi, APC dan MPC nya juga tinggi.
d.      Keadaan perekonomian
Dalam kegiatan perekonomia nsuatu Negara yang lambat perkembangannya, tingkat pengangguran menunjukkan ctendensi meningkat, dan sikap masyarakat dalam menggunakan uang dan pendapatannya menjadi makin berhati-hati.
e.       Distribusi pendapatan
Masyarakat yang distribusi  pendapatannya tidak merata, akan mendapat lebih banyak tabungan. Dan masyarakat yang pendapatannya hanya cukup membiayai konsumsinya tabungannya kecil.Dan masyarakat yang distribusi pendapatannya seimbang, tingkat tabungannya relative sedikit, karena mereka mempunyai kecondongan mengkonsumsi yang tinggi.
f.       Tersedia dan tidaknya dana pensiun yang cukup
Apabila pendapatan dana pension besar jumlahnya, para pekerja tidak terdorong untuk melakukan tabungan yang banyak pada masa bekerja dan ini menaikkan tingkat konsumsi. Sebaliknya, apabila pendapatan pension tidak cukup, masyarakat cenderung akan menabung lebih banyak ketika mereka bekerja.
g.       Gaya hidup dan demonstration effect. Gaya hidup masyarakat yang cenderung mencontoh konsumsi baik itu dari tetangganya, masyarakat sekitarnya, dan atau dari masyarakat yang pernah dibacanya di mass media menjadikan konsumsi masyarakat terpengaruh. Konsumsi untuk produk-produk yang belum saat ini dibutuhkan dan dibeli hanya demi gengsi membuat tingkat tabungan masyarakat menjadi rendah. Demikian juga halnya dengan dampak demonstration effect yang menjadikan pola konsumsi masyarakat yang terlalu konsumtif sehingga akan mengurangi tingkat tabungan.

2.      Investasi
Investasi adalah pengeluaran sebagai penanaman modal untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian.[3]Investasi adalah pengeluaran yang ditujukan untuk meningkatkan atau mempertahankan stok barang modal (capital stocks) terdiri dari pabrik, mesin, kantor, dan produk-produk tahan lama lainnya yang digunakan dalam proses produksi. [4]Investasi disebut juga dengan istilah penanaman modal atau pembentukan modal.merupakanvariable penting dalam ekonomi makro. Perubahannya sangat berdampak pada kegiatan ekonomi. Investasi dapat menimbulkan akumulasi capital yang nantinya akan berpengaruh pada tumbuhan ekonomi dalam jangka panjang.

Perusahaan biasanya menginvestasikan kembali tabungannya sendiri, sementara tabungan rumah tangga mengalir ke perusahaan, baik langsung melalui pembelian saham & obligasi maupun secara tidak langsung melalui lembaga perantara keuangan.[5]Perusahaan melakukan investasi karena ada harapan memperoleh profit.Profit dapat diperoleh apabila hasil yang diperoleh dari investasi lebih besar dari biayanya. Factor-faktor yang mempengaruhi tingkat investasi adalah :
a.       Tingkat keuntungan yang diramalkan akan diperoleh
b.      Suku bunga
c.       Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan
d.      Kemajuan teknologi
e.       Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya
f.       Keuntungan yang diperoleh perusahaan

Pada dasarnya uang yang dipergunakan untuk investasi adalah untuk memperbesar kapasitas produksi dan diharapkan akan mengakibatkan bertambah besarnya tingkat pendapatan nasional. Setiap besaran dari investasi yang dikeluarkan sebenarnya tidaklah memberikan tambahan yang besarnya sama terhadap pendapatan nasional, melainkan akan lebih besar dari nilai pertamanya. Jadi, misalkan pada tahun kedua (anggaplah investasi tahun pertama sebesar Rp. 5 milyar) dilakukan investasi sebesar 8 milyar, maka pendapatan nasional akan meningkat lebih dari sekedar 8 milyar tersebut.
Peristiwa dimana investasi tidak sejalan dengan laju pertumbuhan produk nasional bruto ditemukan pada saat terjadinya resesi dalam siklus ekonomi juga dalam perekonomian yang sedang mengalami inflasi.[6]Factor-faktor yang mempengaruhi perilaku perusahaan berinvestasi  adalah tingkat output GDP, biaya investasi, dan ekspektasi keberhasilan investasi.Biaya investasi termasuk suku bunga pinjaman karena ada pembiayaan investasi dengan modal sendiri dan pinjaman.Biaya modal yang diperoleh dari pinjaman berupa bunga.
Pengeluaran konsumsi dari semua rumah tangga dalam perekonomian berarti konsumsi agregat.[7]Sedangkan tabungan semua rumah tangga dalam perekonomian disebut tabungan agregat.Untuk menunjukkan kegiatan rumah tangga melakukan konsumsi dan tabungan dengan menghubungkan pendapatan nasional.hubungan antara besarnya konsumsi dengan besarnya pendapatan nasional dapat dilihat dari bentuk fungsi konsumsinya itu sendiri.[8]



C.     Hubungan antara Investasi dan Tingkat Bunga
Investasi dan tingkat bungan memiliki hubungan negative, artinya kenaikan tingkat bungan akan menyebabkan turunnya tingkat investasi begitu pula sebaliknya. Hal ini dikarenakan dengan naiknya tingkat bunga berarti terjadi kenaikan biaya investasi, dengan demikian tingkat investasi akan menurun jika terjadi kenaikan tingkat bunga.
Menurut Keynes, tingkat bungan bukanlah satu-satunya yang menentukan tingkat investasi melainkan juga memperhatikan apa yang dinamakan marginal efficiency of capital (MEC) dan marginal efficiency to invest (MEI), yaitu besarnya kemungkinan untung atau berhasil dari sejumlah investasi yang dilakukan oleh para investor sehubungan dengan tingkat bunganya.[9]Bila besaran MEC atau MEI > e, maka seharusnyalah investasi tetap dilakukan.Sebaliknya, bila MEC atau MEI < e, meskipun suku bungan rendah tidak perlu melakukan investasi.
Jadi, para investor menurut Keynes haruslah mempertimbangkan seberapa besar keuntungan yang akan didapatnya di kemudian hari yang dinilai di waktu sekarang (present value).
Misalkan seorang investor menginvestasikan uangnya sebesar M dengan suku bunga sebesar 25 % / tahun, dan investasinya adalah selama 10 tahun, dengan tingkat pendapatan setiap tahunnya adalah sebesar Y1, Y2, Y3… Y10. Untuk itu, maka perlu dihitung seberapa besar MEC atau MEI nya dengan cara :

     M     =      Y1   +   Y2   +   Y3   + … Y10
                                            (1+B)  (1+B)2(1+B)3    (1+B)10

B = MEC atau MEI. Bila nilai B>25%, maka investasi sebaiknya diteruskan, sebaliknya bila B<25%, maka sebaiknya investasi tidak dilaksanakan.

D.     Fungsi Konsumsi dan Tabungan dengan Pendekatan Ekonomi Konvensional
Dalam perhitungan pendapatan nasional, pendapatan yang dihasilkan rumah tangga konsumen (household) merupakan sisi pendapatan sedangkan pengeluaran rumah tangga (household) merupakan sisi pengeluaran.


Menurut Keynes, konsumsi merupakan fungsi pendapatan (C=f(Y)) yang dalam bentuk persamaan dapat ditulis sebagai berikut:
C=A+By……………………………………………………………………………..(3.5)
Di mana :
C = besarnya pengeluaran konsumsi rumah tangga
a = besarnya konsumsi yang tidak tergantung pada jumlah pendapatan atau konsumsi jika tidak ada pendapatan (autonomous consumption_
b = marginal propencity to consume (MPC=    C/   Y) atau hasrat marginal dari masyarakat untuk melakukan konsumsi
Y = pendapatan disposable (pendapatan yang siap digunakan untuk mengonsumsi) a < b < 1
Rasio perubahan pengeluaran konsumsi dengan perubahan pendapatan (MPC) lebih besar dari nol mencerminkan pengeluaran konsumsi rumah tangga akan meningkat seiring dengan meningkatnya tingkat pendapatan. Sedangkan perubahan pengeluaran konsumsi dengan perubahan pendapatan (MPC) kurang dari satu mencerminkan kenaikan pengeluaran konsumsi akan selalu lebih kecil dari kenaikan pendapatan.
Selain itu, Keynes juga menyatakan bahwa Average Propernbsity to consume (APC) yang merupakan perbandingan antara konsumsi yang dilakukan dengan tingkat pendapatan disposable (APC=C/Y) akan mengalami penurunan sebagai akibat kenaikan pendapatan. Yang menarik dari pandangan Keynes yang lain yang menyatakan pendapatan merupakan penentu/determinan konsumsi yang terpenting dan tingkat bunga tidak memiliki peranan penting. Menurut Keynes pengaruh tingkat bunga terhadap konsumsi hanya sebatas teori.


E.      Fungsi Konsumsi dan Tabungan dengan Pendekatan Ekonomi Islam
Para ahli ekonom islam banyak melakukan fungsi konsumsi dan tabungan dalam pendekatan ekonomi islam. Berikut pandangan Fahim Khan tentangfungsi konsumsi dan tabungan.
1.      Fahim Khan
Mengacu pada pandangan Keynes yang menyatakan konsumsi yang dilakukan rumah tangga konsumen dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, maka Khan (1995) membagi tingkat pendapatan masyarakat tersebut atas :
a.       Pendapatan yang berada di atas nisab (angka minimal asset yang terkena kewajiban zakat) yang dinotasikan dengan YU(upper classes/golongan kaya) dan
b.      Pendapatan yang berada di bawah nisab yang dinotasikan dengan YL (lower classes/golongan miskin)
Komponen pengeluaran konsumsi yang dilakukan rumah tangga konsumen menurut Khan (1995) juga dibagi atas 2 bentuk pengeluaran :
1.      Konsumsi yang dilakukan oleh rumah tangga tersebut untuk kebutuhan sendiri (for self) yang dilambangkan dengan notasi E1 dan
2.      Konsumsi yang dilakukan rumah tangga untuk jalan menuju keridhaan Allah (cause of Allah) yang dinotasikan dengan E2.
Pendapatan yang dimaksud baru untuk pendapatan golongan kaya (upper classes) boleh disebut pendapatan kelompok muzakki (orang yang membayar zakat) sehingga intersep ataupun slope/marginal propensity to consume (A0 dan AU) juga untuk golongan kaya (upper classes). Terkait dengan besaran nilai intersep (autonomous consumption), dengan pendekatan yang dilakukan Khan maka akan mengalami peningkatan sebesar E2 karena ada pengeluaran yang ditujukan untuk cause of Allah yang besarannya tidak tergantung pada jumlah pendapatan. Sehingga besaran autonomous consumption (intersep) dalam model Keynes (a0) nilainya akan berbeda dengan model Khan (A0 = a0 + E2).
2.      Metwaly
Dengan Hipotesis pendapatan Mutlak, iamenyatakan bahwa konsumsi dalam periode waktu tergantung pada pendapatan siap konsumsi (disposable income) pada periode tersebut. Naiknya pendapatan akan meningkatkan konsumsi. Tetapi peningkatan konsumsi lebih kecil dari peningkatan pendapatan. Sehingga hasrat konsumsi rata-rata (Average Propensity to Consume = APC) dan hasrat konsumsi marginal (Marginal Propensity to consume = MPC) menurun dengan meningkatnya pendapatan. Metwally memasukkan peranan zakat terhadap fungsi konsumsi, untuk menyederhanakan masalah dianggap besarnya zakat ditunjukkan oleh fungsi :
Z = aY
Dimana : 0 < a < 1


F.      Fungsi Investasi dengan Pendekatan Ekonomi Konvensional

Investasi merupakan pengeluaran perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian.[10]Berikut 3 bentuk pengeluaran investasi :
1.      Investasi tetap bisnis (business fixed investment), yaitu pengeluaran investasi untuk pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industry dan perusahaan.
2.      Investasi residensial (residential investmen), yaitu pengeluaran untuk mendirikan rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik, dan bangunan lainnya.
3.      Investasi persediaan (inventory investment), yaitu berupa tambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah, dan barang yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun perhitungan pendapatan nasional.

Dalam membuat fungsi persamaan untuk investasi dengan pendekatan sederhana dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
1.      Dengan mengasumsikan bahwa investasi bersifatautonomous atau tidak dipengaruhi oeh variable lain. Sehingga persamaan investasi sebagai berikut :
I = I …………………………………………………………………………….(3.6)
2.      selain investasi bersifat autonomous, maka terdapat pula investasi yang dipengaruhi oleh variabel suku bungan atau interest (i) sehingga persamaan investasi sebagai berikut :
I = I ……………………………………………………………………………..(3.7)
Persamaan (3.7) memberikan gambaran bahwa terdapat hubungan negative antar suku bunga dan investasi, jika tingkat suku bunga naik, maka investasi akan turun demikian sebaliknya.Seperti yang sudah dijelaskan diatas pada hubungan investasi dan tingkat bunga.
Lalu bagaimana pengaruh masuknya variable investasi terhadap multiplier (angka pengganda)?Money Multiplier atau angka pengganda adalah rasio antara perubahan di dalam pendapatan keseimbangan dengan perubahan didalam peubah eksogen (exogenous).[11]Karena asumsi yang digunakan bahwa investasi berdifat autonomous ataupun dipengaruhi oleh tingkat bunga, maka besaran multiplier tidak mengalami perubahan. Dengan mengacu pada persamaan konsumsi (3.5) dan persamaan investasi (3.7) maka proses perhitungan multiplier dapat dijelaskan sebagai berikut :
Y = a + By + I – di……………………………………………………………...(3.8)
Y = 1  (a + I – di………………………………………………………………..(3.9)
(1-b)
Berdasarkan persamaan (3.8) maka dapat dinyatakan bahwa multiplier perekonomian masih besar [1/(1-b)].
Sebagai contoh ilustrasi sederhana dapat dijelaskan dengan contoh perhitungan berikut ini :
Misalkan diketahui persamaan konsumsi (C = 150 + 0,7 y) sedangkan investasi bersifat autonomous (I0 = 20). berdasarkan informasi tersebut berapa besar keseimbangan pendapatan nasional, berapa besar konsumsi? jika konsumsi ditingkatkan menjadi (I1 = 30) berapa besar kenaikan pendapatan nasional? Untuk menjawabnya, maka dilakukan proses perhitungan ini :
Y = 150 + 0,7 Y + 20
Y = 170 + 0,7 Y
Y = [(1/0,3) x 170]
Y = 566,67
Sedangkan untuk besaran konsumsi dapat dihitung sebagai berikut :
C = 150 + 0,7 (566,67)
C = 546,67

Jika investasi mengalamikenaikan sebesar 10 (I = 10), maka besarnya kenaikan pendapatan :
   Y = [(1/0,3) X 10]
   Y = 33,33
berarti besar nilai pendapatan nasional setelah adanya kenaikan investasi sebesar 10, yaitu 566,67 + 33,33 = 600


G.     Fungsi Investasi dengan Pendekatan Ekonomi Islam
Fungsi investasi dengan pendekatan ekonomi islam tertentu berbeda dengan fungsi investasi dengan pendekatan ekonomi konvensional. Perbedaannya karena fungsi investasi dalam ekonomi konvensional dipengaruhi tingkat suku bunga, hal ini tentunya tidak berlaku dalam pendekatan ekonomi islam.


Menurut Metwally, investasi di Negara-negara penganut ekonomi islam dipengaruhi oleh 3 faktor berikut :
1.      Ada sanksi terhadap pemegang asset yang kurang atau tidak produktif (hoarding idle asset)
2.      Dilarang melakukan bunga untuk berbagai bentuk spekulasi dan segala macam judi, dan
3.      Tingkat bunga untuk berbagai pinjaman sama dengan nol.

Sehingga seorang muslim boleh memilih 3 alternatif atas dananya, yaitu:
1.      Memegang kekayaannya dalam bentuk uang kas (idle cash)
2.      Memegang tabungannya dalam bentuk asset tanpa berproduksi seperti deposito, real estate, permata, atau
3.      Menginvestasikan tabungannya (seperti memiliki proyek-proyek yang menambah persediaan capital nasional).
Metwally menyatakan, fungsi investasi dalam ekonomi islam sebagai berikut :
I = f (r, ZA, Zn µ)………………………………………………………………………………..(3.10)
Dan
R = f (SI/SF)…………………………………………………………………………………….(3.11)
Di mana :
I = permintaan akan investasi
R = tingkat keuntungan yang diharapkan
SI = bagian/pangsa keuntungan/kerugian peminjam dana
ZA = tingkat zakat atau asset yang kurang atau tidak produktif
Zn = tingkat zakat atas keuntungan investasi
µ = pengeluaran lain-lain zakat atas asset yang tidak atau kurang produktif
                Karena nilai ZA dan Zn (tingkat zakat) besarnya tetap, maka persamaan (3.9) dapat disederhanakan menjadi :
I = f (r,n)……………………………………………………………………………………….(3.12)
Dengan persamaan (3.11) dapat kita nyatakan bahwa factor yang mempengaruhi besar kecilnya investasi adalah :
1.      Tingkat keuntungan yang diharapkan, dan
2.      Pengeluaran lain-lain zakat atas asset yang tidak atau kurang prduktif.

Khan dalam sebuah makalahnya yang berjudul A simple model of income determination, growth and economic development in the perspective of an interest free economy (2004) menyatakan bahwa permintaan investasi (investment demand) ditentukan oleh tingkat keuntungan yang diharapkan (expected profits). Sedangkan tingkat keuntungan yang diharapkan tergantung pada:
Ø  Total profit yang diharapkan dari kegiatan firm (entrepreneurial).
Ø  Share in profit yang diklaim oleh pemilik dana.
Faktanya adalah jika tingkat keuntungan yang diharapkan mengalami kenaikan, maka akan meningkatkan tingkat investasi sebaliknya jika tingkat keuntungan yang diharapkan mengalami penurunan, maka akan menyebabkan penurunan tingkat investasi.











KESIMPULAN

Perekonomian 2 sektor adalah perekonomian yang hanya terdiri dari sector rumah tangga dan sektor perusahaan tanpa melibatkan kegiatan pemerintah (baik yang pemungutan pajak,pemberian transfer maupun pengeluaran konsumsi pemerintah) dan tidak ada perdagangan dengan negara lain didalamnya yang disebut juga perekonomian tertutup.
Sektor perusahaan menggunakan factor-faktor produksi yang dimiliki rumah tangga.Factor-faktor produksi tersebut memperoleh pendapatan berupa gaji, dan upah, sewa, bunga dan untung. Sebagian besar pendapatan yang diterima rumah tangga akan digunakan untuk konsumsi, yaitu membeli barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh sektor perusahaan.
Perekonomian tertutup disebut juga dengan perekonomian sederhana. Perekenomian 2 sektor ini terdiri dari pengeluaran yang dilakukan rumah tangga konsumen yang biasanya disebut dengan consumption (C) dan pengeluaran yang dilakukan rumah tangga produsen (firm) yang disebut dengan investment (I).
Tabungan adalah bagian dari pendapatan yang tidak digunakan untuk konsumsi. Sedangkan investasi adalah pengeluaran yang ditujukan untuk meningkatkan atau mempertahankan stok barang modal (capital stocks) terdiri dari pabrik, mesin, kantor, dan produk-produk tahan lama lainnya yang digunakan dalam proses produksi. Beberapa factor yang mempengaruhi tingkat konsumsi dan tabungan adalah kekayaan yang telah terkumpul, suku bunga, sikap berhemat, keadaan perekonomian, distribusi pendapatan, tersedia dan tidaknya dana pensiun yang cukup, dan gaya hidup dan demonstration effect
Investasi di Negara-negara penganut ekonomi islam dipengaruhi oleh Adanya sanksi terhadap pemegang asset yang kurang atau tidak produktif (hoarding idle asset), dilarang melakukan bunga untuk berbagai bentuk spekulasi dan segala macam judi, danTingkat bunga untuk berbagai pinjaman sama dengan nol.







DAFTAR PUSTAKA

Sukirno, Sadono. 2011. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.
Wadud, Nafis Abdul. 2011. Ekonomi Makro Islam . Jakarta:Mitra Abadi Press.
Setyowati,Endang,  dkk. 2000. Ekonomi Mikro Pengantar. Yogyakarta:Aditya Media.
Huda, Nurul, dkk. 2008. Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoretis. Jakarta:Fajar Interpratama Offset.
Putong, Iskandar. 2002. Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro. Jakarta:GhaliaIndonesia.
Reksoprayitno, Soediyono. 1992. Pengantar Analisis Pendapatan Nasional. Yogyakarta:Liberty Yogyakarta.
Lipsey, G Richard, dkk. 1993. Pengantar Makro Ekonomi. Jakarta:Erlangga.
Dornbusch, Rudiger dan Fischer, Stanley. 1992. Makroekonomi. Jakarta:PTGelora Aksara Pratama.
Karim, Adiwarman. 2007. Ekonomi Makro Islam. Jakarta:PTRaja Grafindo Persada.
Nanga, Muana.2005. Makro Ekonomi: Teori,Masalah,&Kebijakan.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.














[1]Endang Setyowati, Ekonomi Mikro Pengantar(Yogyakarta:Aditya Media,2000),hlm. 51.
[2]Nurul Huda, dkk.,Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoretis(Jakarta:Fajar Interpratama Offset,2008),hlm. 36.
[3]Sadono Sukirno,Makro Ekonomi Teori Pengantar(Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2011),hlm. 115.
[4]Rudiger Dornbusch dan Stanley Fischer,Makroekonomi(Jakarta:PT Gelora Aksara Pratama,1992),hlm. 268.
[5]Richard G Lipsey, dkk,Pengantar Makro Ekonomi(Jakarta:Erlangga,1993),hlm. 298.
[6]Adiwarman Karim,Ekonomi Makro Islam(Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2007),hlm. 294.
[7]Sadono Sukirno,Makro Ekonomi Teori Pengantar(Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2011),hlm. 115.
[8]Reksoprayitno,Soediyono,Pengantar analisis pendapatan nasional(Yogyakarta:Liberty Yogyakarta,1992),hlm. 42-43.
[9]Putong, Iskandar,Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro( Jakarta:GhaliaIndonesia,2002),hlm. 190.
[10]Wadud, Nafis Abdul,Ekonomi Makro Islam(Jakarta:Mitra Abadi Press,2011),hlm. 61.
[11]Muana Nanga,Makro Ekonomi : Teori,Masalah,&Kebijakan(Jakarta:Pt Raja Grafindo Persada,2005),hlm. 79.

Comments

  1. Terimakasih untuk referensinya,. buat temen2 yang mau download makalah Perekonomian Sederhana (Perekonomian Dua Sektor) silahkan ....

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts